Sabtu, 07 November 2015

SIFAT MEKANIK BETON

Sifat-sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan sebagai :
   Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan geser, serta modulus elastisitas.
   Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.
Kuat Tekan
Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar, menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat pada benda uji silinder beton (diameter 150mm, tinggi 300mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang umum dipakai adalah standar ASTM (American Society for Testing Materials) C39-86. Kuat tekan beton umur 28 hari berkisar antara 10 – 65 MPa. Untuk beton bertulang pada umumnya menggunakan beton dengan kuat tekan berkisar 17 – 30 MPa.
Kuat Tarik
Kuat tarik beton yang tepat sulit untuk diukur. Selama bertahun-tahun, sifat tarik beton diukur dengan memakai modulus keruntuhan (modulus of rupture). Baru-baru ini, hasil dari percobaan split silinder beton, umumnya memberikan hasil yang lebih baik dan mencerminkan kuat tarik sebenarnya. Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50 √fc’ – 0,60 √fc’, sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57 √fc’.

Kuat Geser
Kekuatan geser lebih sulit diperoleh, karena sulitnya mengisolasi geser dari tegangan-tegangan lainnya. Ini merupakan salah satu sebab banyaknya variasi kekuatan geser yang dituliskan dalam berbagai literature, mulai dari 20% dari kekuatan tekan pada pembebanan normal, sampai sebesar 85% dari kekuatan tekan, dalam hal terjadi kombinasi geser dan tekan.
Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas, merupakan kemiringan dari bagian awal grafik yang lurus dari diagram regangan-tegangan, yang akan bertambah besar dengan bertambahnya kekuatan beton. Besarnya modulus elastisitas tersebut dapat dihitung dengan tepat berdasarkan persamaan empiris :
Ec = 0,043 wc1,50 √fc’
Untuk beton normal (wc = 23 kN/m3), Ec = 4700 √fc’
Di mana :
Ec= modulus elastisitas beton tekan (MPa)
wc = berat isi beton (kg/m3)
fc’ = kuat tekan beton (MPa)

Rangkak
Rangkak (creep) adalah sifat di mana beton mengalami perubahan bentuk (deformasi) permanen akibat beban tetap yang bekerja padanya. Rangkak timbul dengan intesitas yang semakin berkurang untuk selang waktu tertentu dan akan berakhir setelah beberapa tahun berjalan. Besarnya deformasi rangkak sebanding dengan besarnya beban yang ditahan dan juga jangka waktu pembebanan. Pada umumnya rangkak tidak mengakibatkan dampak langsung terhadap kekuatan struktur, tetapi akan mengakibatkan timbulnya redistribusi tegangan pada beban kerja dan kemudian mengakibatkan terjadinya peningkatan lendutan (defleksi).
Susut
Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume beton yang tidak berhubungan dengan beban. Pada dasarnya ada dua jenis susut, yaitu susut plastis dan susut pengeringan. Susut plastis terjadi beberapa jam setelah beton segar dicor ke dalam cetakan (bekisting). Sedangkan susut pengeringan terjadi setelah beton mencapai bentuk akhirnya, dan proses hidrasi pasta semen telah selesai. Laju perubahannya berkurang terhadap waktu, karena beton semakin berumur akan semakin tahan tegangan dan semakin sedikit mengalami susut.


Sumber : https://strukturexpert.wordpress.com/2012/04/29/sifat-mekanis-beton-keras/

1 komentar: