Setiap
konstruksi setelah dibangun harus dilakukan evaluasi secara terus menerus untuk
menentukan kinerja bangunan. Ambruknya suatu infrastruktur, seperti jembatan, jalan layang,
dermaga dan lain-lain, secara tiba-tiba sering kali membawa korban manusia dan
kerugian finansial yang sangat besar. Hal ini merupakan bagian dari tugas
pemilik bersama pihak yang berkepentingan untuk menjamin keselamatan masyarakat
umum sebagai pengguna. Salah satu penyebab kerusakan bangunan dilingkungan laut adalah korosi pada beton dan tulangan.
Secara umum, tulangan
baja didalam beton tidak akan terkorosi, karena betonpada umumnya memiliki PH tinggi (sekitar 12.5), Sifat PH tinggi
atau basa / alkali pada beton terjadi saat semen
tercampur dengan air. Karena sifat alkali ini, dipermukaan baja dalam beton terbentuk sebuah lapisan
pasif yang menyebabkan baja terlindung dari pengaruh luar. Baja baru bisa terkorosi bila lapisan pasif ini
rusak (PH Beton turun), yang biasanya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
·
Karbonasi (carbonation)
Proses karbonasi terjadi
karena adanya interaksi dari karbon dioksida (CO2) di udara bebas / atmosfer
dengan ion hidroksida didalam beton. Hasil dari interaksi tersebut menyebabkan PH beton turun (< 9) dan ini
mengakibatkan penurunan ketahanan dari lapisan pasif di permukaan baja
tulangan.
·
Klorida (Chlorides)
Ion klorida mempunyai
kemampuan untuk penetrasi kedalam beton dan merusak lapisan pasif
dipermukaan baja dan logam. Ion klorida bisa berasal dari lingkungan eksternal,
misalnya air laut atau proses hyrolysis auto katalisis dari bahan logam itu sendiri yang
menyebabkan baja terkorosi.
·
Garam Magnesium (Magnesium Salts)
Karena pada laut
mengandung 3200 ppm bahan setara MgCl2, hal ini
sudah cukup untuk melemahkan Portland Cement Hydrates dari serangan ion Mg.
Hasil reaksinya akan menyebabkan kehilangan material (material loss) dan dapat
melunakkan beton (soft).
·
Serangan Sulfat (sulphate attack)
Sulfat alami (natural
sulphate) dan bahan polutan dari dalam tanah
atau air laut dapat menyebabkan serangan Sulfat kedalam beton. Ion sulfat dari air laut akan bereaksi dengan hydrates dari
portland cement yang dapat menyebabkan penurunan mutu beton, membuat beton menjadi lemah / lunak dan
rapuh (brittle).
·
Serangan Asam oleh Bakteri
Pada bak tempat
penampungan minyak mentah, struktur bawah dari bangunanoffshore, pada daerah pantai yang air lautnya diam dan suhunya
cenderung tetap (Oil Well 70-80 °C) atau (45-50 °C) akan berpotensi menumbuhkan
mikroba aktif yang menghasilkan karbon dioksida serta dapat menurunkan PH air.
Hal ini akan berpotensi menyebabkan proses korosi pada struktur beton, baja maupun bahanlogam yang terdapat pada daerah tersebut.
Pada korosi jenis ini, kerusakan
terjadi pada tulangan di dalam beton. Ini disebabkan karena tulangan di dalam beton bereaksi dengan air dan
membentuk karat. Karat yang terbentuk pada tulangan ini mengakibatkan
pengembangan volume besi tulangan tersebut. Pengembangan volume ini kemudian
mendesakbeton sehingga beton tersebut retak,
terkelupas atau pecah, sehingga daya dukung dan dimensi beton menjadi berkurang.
Lalu dari mana datangnya
air yang kemudian menyebabkan besi tulangan tersebut berkarat?
Air ini dapat masuk ke
dalam beton dan sampai ke tulangan
melalui 2 cara, melaluiAir yang masuk dari luar atau uap
air di udara melalui pori-pori beton karenabeton tidak kedap air. Hal ini diperparah lagi
jika terdapat banyak retak pada permukaan beton.
Terjadinya korosi pada suatu bangunan dapat mempengaruhi masa
pakaibangunan tersebut, karena kinerja
komponen struktur bangunan menurun. Guna mencapai
umur bangunan sesuai dengan rencana diperlukan
pemeliharaanbangunan dan perawatan bangunan secara terus menerus.
Sebuah studi kasus yang
dilakukan oleh mahasiswa di Malaysia menyebutkan bahwa ada beberapa elemen yang
menentukan analisa biaya jangka waktu pelayanan / LCCA (Life Cycle Cost
Analysis) untuk perbaikan struktur beton yang diakibatkan oleh korosi, diantaranya :
·
Initial Cost (biaya awal) – meliputi biaya yang hanya
terjadi sekali diawal, seperti menghilangkan beton yang rusak,
persiapan permukaan, dll.
·
Rehabilitasi / biaya pemeliharaan – merupakan biaya yang
dikeluarkan secara berkala dan berkelanjutan selama bangunan tersebut
masih digunakan, seperti aplikasi ulang coating di permukaan beton, penggantian anoda pada electroplating, dll
·
Biaya kerugian (disposal cost) – biaya ini adalah kerugian
yang harus ditanggung jika ternyata bangunan tersebut
tidak dapat diperbaiki lagi
·
Waktu analisis (Analysis Period) – merupakan waktu yang
digunakan untuk mengevaluasi total biaya yang diperlukan untuk penentuan
perbaikan, biasanya 75 sampai 100 tahun untuk jembatan
·
Tingkat penyusutan (discount rate) – tingkat penyusutan
nyata merefleksikan nilai sebenarnya dari uang terhadap waktu dengan
mengabaikan tingkat inflasi. FHWA merekomendasikan pengunaan discount rate pada
kisaran 3 – 5 %
Korosi pada beton dapat merugikan kita sebagai pengguna struktur bangunantersebut, selain memperpendek masa pakai seringkali biaya perawatan atau perbaikannya juga lebih besar
ketimbang nilai bangunan tersebut. Berikut ini
adalah rekomendasi untuk mendapatkan struktur beton yang tahan lama di lingkungan laut :
·
Pemberian selubung beton dengan
ketebalan tertentu yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang akan dihadapi.
Semakin korosif lingkungan, semakin tebal selimut beton yang
dibutuhkan
·
Pengontrolan lebar retak yang boleh terjadi pada beton bertulang
saat dikenakan beban layan (service load). Semakin korosif lingkungan semakin kecil lebar retak yang boleh terjadi
pada beton
PRODUK CEMENTAID YANG
KAMI REKOMENDASIKAN UNTUK PERLINDUNGAN AWAL MAUPUN PERBAIKAN STRUKTUR BETON
YANG DEKAT DENGAN LINGKUNGAN LAUT :
1. EVERDURE CALTITE
Korosi disebabkan oleh air
yang masuk dari luar atau uap air di udara melalui pori-pori dikarenakan beton tidak kedap air.
Sebenarnya beton yang tidak waterproof ini
merupakan inti dari permasalahan timbulnya korosi. Tekanan air yang tinggi juga mempunyai andil dalam
mempertinggi tingkat penetrasi air kedalam beton. Jikabeton waterproof maka penetrasi air yang mengandung klorida, sulphat
atau bahanlain dapat diblokir, sehingga tulangan logam pun aman
terlindungi dan tidak mengalami proses karbonasi.
Pada awal pembangunan struktur beton kami merekomendasikan
untuk mencampurkan produk EVERDURE CALTITE sebagai bahan anti korosi. EVERDURE CALTITE pada intinya berfungsi sebagai Integral
Waterproofer, produk ini membuat setebal matriks beton kedap air, tidak hanya
berupa lapisan. Cara penggunaannya juga praktis, hanya ditambahkan kedalam
adukan beton.
Dosis yang
direkomendasikan adalah 30 Liter / m3 beton yang dikombinasikan
dengan bahan yang dapat meningkatkan
karakteristik mutu beton. Lazim digunakan pada lokasi dengan tekanan air tinggi
(> 4 m) atau pada daerah yang mempunyai bahan -bahan pemicu timbulnya korosi dengan tingkat konsentrasi tinggi.
Bahan
ini juga dapat digunakan sebagai bahan campuran beton atau
mortar yang digunakan dalam proses perbaikan.
2.
CORRPROOF
Sebagai
turunan EVERDURE CALTITE dengan fungsi yang sama kami merekomendasikan produk
CORRPROOF. Produk ini berfungsi sebagai antikorosi dengan
prinsip membuat beton kedap
air.
Dosis
yang direkomendasikan adalah 20 Liter / m3 beton yang
dikombinasikan dengan bahan yang
dapat meningkatkan karakteristik mutu beton. Lazim digunakan
pada lokasi dengan tekanan air tinggi atau pada daerah yang mempunyai bahan–bahan pemicu
timbulnya korosi dengan
tingkat konsentrasi sedang.
Bahan
ini juga dapat digunakan sebagai bahan campuran beton atau
mortar yang digunakan dalam proses perbaikan.
3.
RAPIDARD CF
Struktur bangunan di
lingkungan dekat laut atau di lokasi pasang surut relatif membutuhkan waktu
setting beton yang
lebih singkat agar proses perbaikan dapat dilakukan lebih cepat. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, kami merekomendasikan RAPIDARD CF yang merupakan aditif semen
cepat kering. Formulanya yang Chloride Free aman digunakan untuk struktur beton bertulang.
Bahan ini dapat dikombinasikan dengan bahan korosi seperti
EVERDURE CALTITE dan CORRPROOF tanpa mengurangi kualitas hasilnya.
4.
CALCURE B *R
Salah
satu penyebab timbulnya korosi adalah
penetrasi air yang mengandung klorida atau sulphat kedalam beton, salah satunya
melalui celah atau retak. Seringkali retak banyak timbul dikarenakan pada saat
proses hidrasi, penguapan air terjadi terlalu cepat sehingga berakibat beton menyusut.
Oleh
karena itu proses perawatan beton / curing
harus dilakukan. Cara-cara konvensional yang dilakukan adalah dengan
penyemprotan, penggenangan / perendaman, ditutup lembaran plastic, dll. Proses
perawatan tersebut membutuhkan perhatian khusus dalam pelaksanaanya sehingga
tidak praktis. Kami CEMENTAID merekomendasikan CALCURE B*R sebagai bahan perawatbeton / curing
compound yang membentuk lapisan tipis pada permukaan untuk menghalangi
penguapan. Selain mencegah timbulnya retak pada permukaanbeton, aplikasinya juga
mudah dan praktis, hanya dikuas atau disemprot,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar